24 November 2008

Gedung putih terserang hacker


Washington – Pusat pemerintahan AS, Gedung Putih mendapat serangan dari hacker dalam beberapa bulan terakhir. Informasi serangan ini muncul setelah pekan lalu dikabarkan situs Barack Obama dan John McCain juga dibajak oleh orang tidak dikenal.
Seperti dikutip dari Financial Times, seorang pejabat resmi AS mengakui arsip email Gedung Putih telah diserang hacker dalam beberapa bulan terakhir. National Cyber Investigative Joint Task Force, unit baru yang didirikan pada 2007 untuk mengatasi cybersecurity berhasil mendeteksi adanya serangan itu. Lembaga ini berhasil mengidentifikasi penyerangnya berasal dari China.
Di laporan itu disebutkan, setiap kali serangan berhasil dideteksi, pertahanan baru langsung dijalankan. “Ini seperti kucing dan tikus,” kata sumber yang tidak disebutkan namanya itu.
Secara keseluruhan, penyerang hanya bisa menembus akses jaringan komputer Gedung Putih yang tidak penting. Namun begitu, data yang ada di jaringan itu tetap saja memiliki nilai.
Pejabat yang tidak disebutkan namanya ini menduga, serangan maya itu dilakukan oleh intelejen China. Tujuannya adalah untuk mencari informasi tidak penting untuk mencari sedikit petunjuk. [ito]
Tags : hacker, gedung putih

08 November 2008



Bali - Ditjen Postel dan Balai Monitoring (Balmon) Frekuensi Radio Denpasar melakukan penertiban terhadap sejumlah lembaga penyiaran di Bali. Penertiban dilakukan dengan melibatkan tim dari Balmon Denpasar, Kejaksaan Tinggi Bali, Pomdam Udayana, Polda Bali hingga KPI Daerah Bali. Sasaran utama operasi ini adalah para pengguna frekuensi penyiaran tanpa izin, terutama lembaga penyiaran yang sama sekali tidak memiliki izin penggunaan frekuensi dan proses perizinannya ditolak oleh KPID Bali. Dalam keterangan persnya Ditjen Postel mengatakan, khusus untuk penertiban kali ini yang menjadi target operasi adalah lembaga penyiaran milik Pemda Kabupaten Jembrana (Jimbarwana TV dan Jimbarwana Radio FM) dan milik Pemda Kotamadya Denpasar (Radio Pemkot) dalam bentuk permintaan penghentian siaran dan penyitaan peralatan frekuensi radionya. Penyiaran Jimbarwana TV terpaksa ditertibkan karena sudah diperingatkan oleh Balmon Denpasar berulang kali untuk segera mungkin menghentikan penggunaan frekuensi radionya yang tanpa izin. Di samping itu, mereka juga diketahui menggunakan kanal TV Analog (Kanal 51) yang tidak sesuai dengan Peraturan Menteri 76 Tahun 2003 dan tidak bisa memenuhi persyaratan pengajuan permohonan untuk mendapatkan Izin Penyelenggaraan Penyiaran.Pelanggaran lain dari Jimbarwana TV adalah karena menggunakan frekuensi tanpa izin yang difungsikan sebagai microwave link untuk menghubungkan studio di Jembrana dan stasiun pemancar di Kabupaten Badung. Sementara kasus yang terkait Jimbarwana FM adalah juga karena sudah diperingatkan oleh Balmon Denpasar untuk segera menghentikan penggunaan frekuensi tanpa izin, tetapi tidak mengindahkan peringatan tersebut dan bahkan terbukti menggunakan kanal frekuensi yang dialokasikan untuk penyelenggaraan radio komunitas. Selain itu, mereka juga dinyatakan tidak bisa memenuhi persyaratan pengajuan permohonan untuk mendapatkan Izin Penyelenggaraan Penyiaran. Seperti halnya kasus sebelumnya, radio Pemda Denpasar (radio Pemkot) juga dianggap telah menggunakan kanal frekuensi yang tidak sesuai dengan Peraturan Menteri 15 Tahun 2003 dan telah menggunakan frekuensi radio tanpa izin stasiun radio.
Para ilmuwan telah mengklaim perhitungan kuantum setelah menangani penyimpanan

informasi di dalam nucleus sebuah atom, sehingga disebut device penyimpanan yang paling kecil. Tim ilmuwan tersebut berasal dari Universitas Princeton, Oxford dan Departmen Energi Amerika, dan telah menggunakan electron dan nucleus dari sebuah fosfor atom yag dilekatkan di kristal silicon. Baik electron ataupun nucleus memiliki magnet kuantum yang dapat digunakan untuk menyimpan informasi kuantum.
“Electron akan berperan sebagai penengah antara nucleus dan dunia luar. Hal ini memberikan kemudahan untuk kami untuk melihat kecepatan proses yang santa cepat dari electron dan memberikan waktu memory lebih panjang dari nucleus.” Kata John Morton, salah seorang anggota peneliti di St. John College Oxford.
Ketika memory disimpan di nucleus selama beberapa detik, tim ilmuwan akan mengatur untuk menjaga akses informasi dalam dua detik. Para ilmuwan tersebut mempelajari ilmu kuantum yang menggambarkan bagaimana jika sistem kuantum digunakan untuk menyimpan informasi dengan waktu proses satu detik, plus teknik koreksi error sehingga dapat melindungi data untuk periode waktu tak terbatas.
“Tidak ada yang tahu berapa lama nucleus akan mampu menyimpan informasi kuantum di sistem-nya. Dengan ketelitian kristal dan adanya pengukuran yang hati-hati, maka kami dapat melihat kecepatan memory super cepat dibandingkan sebelumnya.” kata Steve Lyon, pimpinan tim dari Princeton. (h_n)
dikutip dari beritanet.com tanggal 8 n0v 2008